Minggu, 26 Oktober 2014

Prinsip-prinsip Pembelajaran



MAKALAH
PERENCANAAN PEMBELAJARAN




KELOMPOK 2 :

                                    NADIA VANI AMORY       1300225/2013
                                    WIDYA ASTUTI PUTRI      1300235/2013
                                    PUTRI NADILA SARI         1300204/2013
                                    SITA HERMIATI                  1300203/2013



KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2014






KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT,yang mana atas berkat rahmat dan karunia nya penulis dapat menyusun,menulis dan menyelesai kan makalah PERENCANAAN PEMBELAJARAN ini yang berjudul PRINSIP PENDAGOGIS DAN DIDAKTIS Hal yang paling mendasar yang mendorong kami dalam menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah PERENCANAAN PEMBELAJARAN,untuk mencapai nilai yang baik yang memenuhi syarat perkuliahan,dan sekaligus kita bisa memahami materi dari PRINSIP PENDAGOGIS DAN DIDAKTIS.Sebagai bahan penulisan diambil dari beberapa sumber yang mendukung penulisan ini.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih pada dosen pembimbing,yang mana telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik,meskipun jauh dari kata sempurna,andai ada kekurangan dalam makalah ini kami butuh kritik dan saran yang bersifat membangun.






                                                                                         Padang , September 2014

                                                                                                                
                                                                                                     Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Pendahuluan
            Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Untuk menciptakan dan menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dan peserta didik.
B.     Rumusan Masalah
1.      Prinsip belajar pada umumnya
2.      Prinsip belajar Pedagogis
3.      Prinsip belajar Didaktis

C.     Tujuan Makalah
Agar pebaca mengetahui prinsip-prinsip belajar dan untuk memenuhi tugas diskusi dalam pertemuan minggu ke 4 dalam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran.










BAB II
PEMBAHASAN

Prinsip belajar menurut Gestalt adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahn dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya.
Prinsip belajar menurut Robert H. Davies adalah suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi diirnya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan siswa.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir , landasan berpijak dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran dapat berjlalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
A.    Prinsip-Prinsip Belajar pada Umumnya
I.       Prinsip-prinsip belajar yang dikemukanan oleh Rothwal A.B (1961) adalah :
1.      Prinsip kesiapan (Readiness)
Prinsip belajar dipengaruhi kesiapan siswa. Yang dimaksud dengan kesiapan belajar siswa ialah kondisi yang memungkinkan ia dapat belajar.

2.      Prinsip Motivasi (motivation)
Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan.

3.      Prinsip Persepsi
Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi. Persepsi adalah interprestasi tentang situasi yang hidup.  Setiap individu melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari orang lain. Persepsi ini mempengaruhi individu.

4.      Prinsip Tujuan
Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh pelajar pada saat proses terjadi. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang.

5.      Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajara semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setingi-tinginya. Pengajara yang hanya memperhatikan satu tingkat saaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

6.      Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru. Apapun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi yang lain. Proses tersebut dikenal sebagai proses transfer. Kemampuan seseorang untuk menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi.

7.      Prinsip Belajar Kognitif
Belajar ,kognitif melibatkan proses pengenalan dan penemuan. Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan maslaah dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, bernalar, menilai dan berimajinasi.

8.      Prinsip Belajar Afektif
Proses belajar afektif seseorang menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.

9.      Prinsip Belajar Evaluasi
Jenis cakupan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemampuan dalam pencapian tujuan.

10.  Prinsip Belajar Psikomotor
Proses belajar psikomotor individu meenetukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

II.                Prinsip – Prinsip Belajar Menurut Rochman Nata Wijaya dkk
1.      Prinsip efek kepuasan ( law of effect )
Jika sebuah respon menghasilkan efek jembatan yang memuaskan, maka hubungan Stimulus-Respon akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respon, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus-Respon.

2.      Prinsip pengulangan ( law of exercise )
Bahwa hubungan antara stimulus dengan respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak pernah dilatih.

3.      Prinsip kesiapan ( law of readiness )
Bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan suatu pengantar (conduction unit) dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atu tidak berbuat sesuatu.

4.      Prinsip kesan pertama ( law of primacy )
Prinsip yang harus dipunyai pendidik untuk menarik perhatian peserta didik.

5.      Prinsip makna yang dalam ( law of intensity )
Bahwa makna yang dalam akan menunjang dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu pembelajaran maka akan semakin efektif sesuatu yang dipelajari.

6.      Prinsip bahan baru ( law of recentcy )
Bahwa dalam suatu pembelajaran diperlukan bahan baru untuk menambah wawasan atau pengalaman suatu peserta didik.



7.      Prinsip gabungan ( perluasan dari prinsip efek kepuasan dan prinsip pengulangan )
Bahwa hubungan antara Stimulus-Respon akan semakin kuat dan bertambah erat jika sering dilatih dan akan semakin lemah dan berkurang jika jarang atau tidak pernah dilatih.

SecaraUmum, Prinsip-prinsipbelajarberkaitandengan :
1.      Perhatian Dan Motivasi

Perhatianmempunyaiperanan yang pentingdalamkegiatanbelajar. Dari kajianteoribelajarpengolahaninformasiterungkapbahwatanpaadanyaperhatiantakmungkinterjadibelajar (Gage n Berliner, 1984: 335 ). Perhatianterhadapbelajarakantimbulpadasiswaapabilabahanpelajaransesuaidengankebutuhannya.
Apabilabahanpelajaranitudirasakansebagaisesuatu yang dibutuhkan, diperlukanuntukbelajarlebihIanjutataudiperlukandalamkehidupansehari-hari, akanmembangkitkanmotivasiuntukmempelajarinya. Apabilaperhatianalamiinitidakadamakasiswaperludibangkitkanperhatiannya.
Di sampingperhatian, motivasimempunyaiperanan yang sangatpentingdalamkegiatanbelajar. Motivasiadalahtenaga yang menggerakkandanmengarahkanaktivitasseseorang. Motivasidapatdibandingkandenganmesindankemudipadamobil (gage dan Berliner, 1984 : 372).
Demikianmenurut H.L. Petri (Petri, Herbet L, 1986: 3). Motivasidapatmerupakantujuandanalatdalampembelajaran. Sebagaitujuan, motivasimerupakansalahsatutujuandalammengajar. Guru berharapbahwasiswatertarikdalamkegiatanintelektualdanestetiksampaikegiatanbelajarberakhir. Sebagaialat, motivasimerupakansalahsatufaktorsepertihalnyaintelegensidanhasilbelajarsebelumnya yang dapatmenentukankeberhasilanbelajarsiswadalambidangpengetahuan, nilai-nilai, danketerampilan.
Motivasimempunyaikaitan yang eratdenganminat. Siswa yang memilikiminatterhadapsesuatubidangstuditertentucenderungtertarikperhatiannyadandengandemikiantimbulmotivasinyauntukmempelajaribidangstuditersebut. Motivasijugadipengaruhiolehnilai-nilai yang dianggappentingdalan, kehidupannya. Perubahannilai-nilai yang dianutakanmengubahtingkahlakumanusiadanmotivasinya. Karenanya, bahan-bahanpelajaran yang disajikanhendaknyadisesuaikandenganminatsiswadantridakbertentangandengannilai-nilai yang berlakudalammasyarakat.
Sikapsiswa, sepertihaInya motif menimbulkandanmengarahkanaktivitasnya. Siswa yang menyukaimatematikaakanmerasasenangbelajarmatematikadanterdoronguntulkbelajarlebihgiat, demikian pula sebaliknya. Karenanyaadalahkewajibanbagi guru untukbisamenanamkansikappositifpadadirisiswaterhadapmatapelajaranyang menjaditanggung  jawabnya.
Insentif, suatuhadiah yang diharapkandiperolehsudahmelakukankegiatan, dapatmenimbulkan motif. Hal inimerupakandasarteoribelajar B.F. Skinner dengan operant conditioning-nya’ (Hal inidibkarakanlebihlanjutdalamprinsipbalikandanpenguatan).
Motivasidapatbersifatinternal, artinyadatangdaridirinyasendiri, dapatjugabersifateksternalyaknidatangdari orang lain, dari guru, orang tua, temandansebagainya.
Motivasijugadibedakanatasmotif intrinsikdan motif ekstrinsik. Motif intrinsikadalahtenagapendorong yang sesuaidenganperbuatan yang dilakukan.Sebagaicontoh, seorangsiswa yang dengansungguh-sungguhmempelajarimatapelajaran di sekolahkarenainginmemilikipengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan motif ekstrinsikadalahtenagapendorong yang ada di luarperbuatan yang dilakukannyatetapimenjadipenyertaanya. \Sebagaicontoh, siswabelajarsungguh-sungguhbukandisebabkaninginmemilikipengetahuan yang dipelajarinyatetapididorongolehkeinginannaikkelasataumendapatijazah. Naikkelasdanmendapatijazahadalahpenyertadarikeberhasilanbelajar.
Perhatianeratsekalikaitannyadenganmotivasibahkantidakdapatdipisahkan. Perhatianialahpemusatanenergipsikis (fikirandanperasaan) terhadapsuatuobjek. Makin terpusatperhatianpadapelajaran, proses belajarmakinbaikdanhasilnyaakanmakinhaik pula. Olehkarenaitu guru harusselaluberusahasupayaperhatiansiswaterpusatpadapelajaran. Memunculkanperhatianseseorangpadasuatuobjekdapatdiakibatkanolehduahal.
Pertama, orang itumerasabahwaobjektersebutmempunyaikaitandengandirinyaumpamanyadengankebutuhan, citacita, pengalaman, bakat, minat.
Kedua, Objekitusendiridipandangmemilikisesuatu yang lain dari yang lain, atau yang lain dari yang biasa, lain dari yang padaumumnyamuncul.

Secara Umum, Prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan :
• Perhatian dan Motivasi
• Keaktifan
• Keterlibatan langsung atau pengalaman
• Pengulangan
• Tantangan
• Balikan dan penguatan (law of effect)
• Perbedaan individual

B.     Prinsip-Prinsip Belajar Didaktis

1.      Prinsip-prinsip Didaktis :
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktis adalah dasar-dasar yang melandasi aktivitas mengajar guru agar mutu pencapaian tujuan instruksional dapat tinggi . Prinsip-prinsip didaktis itu tidak lain adalah pedoman-pedoman atau kaidah-kaidah yang harus dipenuhi guru dalam melakukan tugas mengajarnya.

a)      Ada tiga prinsip didaktis yang dapat memudahkan siswa dalam menguasai bahan ajaran, yaitu :

·         Prinsip pemusatan perhatian
Guru hendaknya senantiasa mengusahakan siswa-siswanya untuk untuk memusatkan perhatian pada proses belajar mengajar. Tujuan prinsip ini agar perhatian siswa tidak menyimpang. Dasar pemikiran perlunya prinsip pemusatan perhatian ini berkaitan dengan tiga aspek, yaitu :
1.      aspek didaktis :
 bahwa jika siswa-siswa memusatkan perhatiannya, maka kondisikelas menjadi tenang. Siswa yang memusatkan perhatiannya tidak memilikikesempatan untuk berbuat hal-hal yang mengganggu kelas. Dan akibatnya prosesbelajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
2.      aspek pedagogis :
bahwa pemusatan perhatian itu menyebabkan memiliki kebiasaanyang baik, yaitu kebiasaan memusatkan perhatian.

3.      aspek psikologis :
bahwa jika perhatian itu dipusatkan, maka segala perangsangyang mengganggu dapat diabaikan. Dan jika segala perangsang dikesampingkan, makakemungkinan masuknya perangsang yang diharapkan sangat besar. Dan akibat dariitu, siswa menjadi lebih cermat, teliti, serta memperoleh pemahaman yang mendalamtentang segala isi proses belajar mengajar.

·         Prinsip Keaktifan
Guru hendaknya mengusahakan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar . Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak saja ditandai oleh keterlibatanya secara jasmaniah, akan tetapi yang lebih dari itu adalah keterlibatan mental. Siswa yang mentalnya aktif dalam proses belajar mengajar akan menyimak penjelasan guru dengan baik atau pembicaraan siswa lainnya, mengamat-amati, melakukan penyelidikan, melakukan analisis, membuat keputusan, memikirkan alternatif pemecahan masalah dan sebagainya. Dengan keaktifan itu diperoleh intensitas belajar yang maksimal. Berbagai cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan keaktifan belajar siswa adalah penggunaan berbagai macam strategi, tidak mendominasi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan yang luas bagi partisipasi aktif siswa, mau mendengarkan perasaan siswa, mengerti siswa dari sudut pandang siswa, dan menerapkan pendekatan multi media.

·         Prinsip Peragaan
Dasar prinsip peragaan ini adalah adanya kenyataan bahwa pemahaman itu meliputi 80% melaui aktivitas visual, 11% melalui aktivitas mendengar, dan 8 % melalui aktivitas indera lainnya.

C.     Prinsip-Prinsip Belajar Pedagogis
Pedagogi  bermakna ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran. Pedagogi juga bermakna ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran. Makna yang lebih luas dari pedagogi adalah sadar terhadap arah, tujuan dan ciri dari proses pedagogi.
Alberto Garcia et al (2005) mengkonseptualisasikan  pedagogis sebagai tindakan guru dan siswa dalam  konteks organisasi sekolah, dimana interaksi itu dilakukan berdasarkan teori pedagogis tertentu, berorientasi pada tujuan institusional, dan dikembangkan dalam interaksi yang dekat dengan keluarga dan masyarakat untuk mencapai pembentukan siswa secara sehat. Alberto Garcia et al (2005) berpendapat bahwa pedagogis merupakan tindakan guru dan siswa dalam konteks organisasi sekolah, dimana interaksi itu dilakukan berdasarkan teori pedagogis tertentu, berteoritis pada tujuan intirusional, dan dikembangkan dalam interaksi yang dekat dengan keluarga dan masyarakat untuk mencapai pembentukan siswa secara sehat. Sedangakan, Ana Maria Gonzalez Soca mendefinisikan proses pedagogis sebagai sebuah pendidikan yang menyoroti hubungan antara pendidikan, pengajaran, dan yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian siswa agar mempersiapkan dirinya untuk menjalani kehidupan.
Prinsip-prinsip pedagogis adalah proses pedagogis yang menjadi standar dan prosedur tindakan yang menentukan dasar pedagogis apa yang paling penting dalam proses pendidikan kepribadian. Menurut Addine (2001), prinsip-prinsip pedagogis itu adalah:
      1.            Kesatuan karakteristik ilmia dan ideologi dari proses pedagogis.
      2.            Prinsip hubungan sekolah dan kehidupan didasarkan pada dua aspek penting, yaitu: kaitan antara kehidupan dan pekerjaan sebagai kegiatan yang mendidik manusia.
      3.            Berorientasi pada proses salah satu yang mengibinasikan karakter dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa.
      4.            Prinsip yang merujuk pada kesatuan pengajaran, pendidikan dan perkembangan proses, karena didasarkan pada kesetuan dialektis antara pendidikan dan pengajaran yang harus terkait dengan kegiatan pembangunan pada umum.
      5.            Domain kognitif dan afektif tidak bisa berada dalam suasana yang kering,
      6.            Masing-masing Subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain.









BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
Prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.
Prinsip didaktis adalah dasar-dasar yang melandasi aktivitas mengajar guru agar mutu pencapaian tujuan instruksional dapat tinggi.
Prinsip pedagogis adalah proses pedagogis yang menjadi standar dan prosedur tindakan yang menentukan dasar pedagogis apa yang paling penting dalam proses pendidikan kepribadian.




















DAFTAR PUSTAKA
1.      Uno, Hamzah B.2006.Perencanaan Pembelajaran.jakarta:Bumiaksara.
2.      Sanjaya, wina.2010.Strategi pembelajaran “Berorientasistandar proses pendidikan”.jakarta:kencana.











1 komentar: